Ya , sebut saja ini adalah angan suatu komunitas kecil nun di perantauan sana. Kami yang biasa dikenal sebagai IMPROSES (Ikatan mahasiswa Probolinggo Se-ITS, PENS dan PPNS) yang notabene pejuang dari Probolinggo mungkin jarang terlihat di kampung halaman. Mungkin beberapa orang akan bilang kita para pemuda tak peduli tanah kelahiran. Akan tetapi tengoklah sejenak aktifitas kami. Betapa kami , anak rantau ini sangat merindukan kampung halaman. Sebisa mungkin bahkan kita menyempatkan pulang kampung untuk sekedar merasakan udara sejuk tanah kelahiran.
Setelah kita pulang kampung selalu ada semangat baru. Banyak cerita yang seolah tak pernah habis untuk dibagikan ketika sudah berkumpul di kampus perjuangan. Sebagai mahasiswa yang memiliki dedikasi terhadap tanah kelahiran kami mulai berkumpul dan berbagi cerita akan adanya permasalahan , potensi bahkan kami sempat memikirkan apa yang kelak bisa dipersembahkan untuk kampung halaman tercinta.
Dari diskusi setiap 2 minggu yang kita lakukan di sebuah sudut kampus, terbersitlah suatu angan. Sebuah Pengabdian Masyarakat. Itulah salah satu ide yang muncul dari beberapa kepala yang begitu peduli akan kampung halamnnya di tengah hiruk pikuk kehidupan perkuliahan di kota perjuangan.
Salah satu ide yang muncul pada saat itu yaitu pembuatan sebuah mikrohidro untuk wilayah Probolinggo , namun hal ini mendapat kendala ketika menganalisis kondisi lingkungan bahwasanya Probolinggo telah mendapatkan asupan listrik yang hampir merata.
Lalu kemudian muncul ide lain seperti halnya mengangkat pariwisata Probolinggo melalui sebuah program bertajuk Mahasiswa Sadar Wisata ( Masdarwis ) . Hal ini ditujukan agar para mahasiswa terutama yang dari Probolinggo tetap mengingat dan melestarikan pariwisata kampung halamannya. Pada dasarnya kita sebagai anak perantauan secara tidak langsung menjadi duta besar dari kota asal masing-masing. Apabila kita hanya memiliki pengetahuan yang sedikit tentang kota asal terutama dalam pidang kepariwisataan , tidakkah kita malu akan hal tersebut??
Beda kepala beda pula pendapatnya. Ya, ada beberapa yang mengusulkan untuk melakukan pengajaran tentang kebersihan, dan bahkan penyuluhan tentang usaha mandiri. Hal ini berdasarkan pada kondisi lingkungan masyarakat Probolinggo yang dinilai memiliki sebuah potensi untuk melakukan home industry. Home industry pengolahan makanan khas dapat dilakukan dari pengolahan sumber daya laut atau bahkan sumber daya alam berupa buah-buahan. Di mana hasil laut di Kota Probolinggo sangat terkelola dengan baik karena adanya pelabuhan kota. Selain itu pengolahan home industry buah-buahan dapat dijadikan manisan atau keripik yang bisa menjadi makanan khas kota Probolinggo. Hal ini juga sangat didukung oleh kondisi wilayah kota Probolinggo sebagai kota penghasil buah mangga. Salah satu anggota IMPROSES bahkan sempat ada yang mengajukan sebuah Program Kreatifitas Mahasiswa ( PKM ) yaitu menciptakan kertas daur ulang menggunakan daun mangga. Sungguh sebuah pemikiran yang patut untuk mendapatkan apresiasi besar.
Itulah angan anak negeri yang mungkin sedang dalam proses pencarian. Salut kepada teman-teman yang masih sempat memikirkan halaman dalam kejamnya dunia malam. Angan tak hanya menjadi angan, kita sudah satu langkah di depan. Setidaknya kita sudah melakukan survey awal di kampung halaman demi terwujudnya angan yang tak hanya jadi kenangan. Dari survey awal yang kita lakukan mengelilingi beberapa tempat di Probolinggo , begitu banyak hal baru yang kita dapatkan, tentang angan ,tentang kenangan,dan tentang kampung halaman.
Bersama IMPROSES kami saling menguatkan , berjuang demi almamater dan kampung halaman :)
No comments:
Post a Comment